top of page
  • Writer's pictureOlyn Silvania

Mengenal Cinta yang "Ada Apanya"

Kebahagiaan pasangan akan terasa lengkap jika telah memiliki anak. Suatu pepatah mengatakan bahwa anak adalah harta yang paling berharga. Maka dari itu, nggak heran jika orang tua akan mencurahkan cinta dan kasih sayang dengan cara merawat dan membesarkan anak sejak dalam kandungan hingga tumbuh dewasa.

Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan dalam kehidupan akan semakin ketat. Setiap orang akan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk meraih kesuksesan. Terkait hal tersebut, setiap orang tua akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Akibatnya, cinta dan kasih sayang orang tua tidak hanya berupa pemenuhan materi fisik, tapi juga didikan agar anaknya dapat meraih kesuksesan. Bahkan kalau bisa, anak harus lebih sukses daripada orang tuanya.

Dewasa ini, mencintai anak secara tulus bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan cinta seringkali tumpang tindih dengan kepentingan untuk memenuhi harapan dan ekspetasi pribadi agar dapat memutus rantai hal buruk di masa lalu. Entah kegagalan, pengalaman traumatis, dan lain sebagainya. Sebenarnya nggak salah kalau orang tua punya harapan dan ekspetasi kepada anak-anaknya. Tapi, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Hal tersebut berlaku ketika anak dituntut untuk memenuhi harapan dan ekspetasi orang tua seperti menjalani kegiatan, memasuki jurusan sekolah dan kuliah, menjalani karir tertentu, dan lain sebagainya. Padahal, sang anak mungkin memiliki keinginan dan minat yang berbeda dengan apa yang diinginkan orang tua.

Kondisi di atas dikenal dengan istilah conditional love. Assor, Roth, dan Devi (2004, dalam Weinstein, 2014) menyatakan bahwa:


"Conditional love adalah suatu keadaan di mana orang tua akan memberikan kasih sayang dan penghargaan kepada anak yang berperilaku sesuai keinginan orang tua."


Terdapat beberapa unsur conditional love, yaitu syarat, batasan, dan aturan untuk pemberian cinta. Aku menyebut conditional love ini sebagai “cinta yang ada apanya”, kebalikan dari yang sering kita dengar yaitu “cinta yang apa adanya “ atau unconditional love.


Menurut artikel 7 Signs Your Parents Love Was (and Is) Conditional oleh Kimberly Diaz-Rosso, terdapat 7 tanda conditional love dari orang tua yaitu sebagai berikut:


Untuk mempermudah pemahaman akan conditional love, aku ingin mengajak kamu untuk belajar dari salah satu tokoh serial kartun. Pernahkah kamu menonton serial kartun Avatar: The Legend of Aang? Jika pernah, pasti kamu sudah tidak asing dengan salah satu tokoh antagonis bernama Azula.

Azula merupakan anak perempuan dari pasangan Raja Api Ozai dan Ratu Ursa sekaligus adik dari Pangeran Zuko. Diceritakan bahwa Azula merupakan tokoh yang cerdik, licik, manipulatif, dan haus kekuasaan. Dia memiliki kemampuan pengendalian api yang bisa dibilang di atas rata-rata. Dia mampu mengeluarkan api berwarna biru dan mengendalikan petir.


Namun di balik kecerdasan dan pencapaiannya, aku cukup simpati dengan Azula. Azula memiliki masa kecil yang cukup memprihatinkan. Meskipun orang tuanya mampu memenuhi kebutuhan materi anaknya dengan cukup, tapi aku merasa bahwa kebutuhan emosinya tidak terpenuhi dengan baik. Sejak kecil, Azula sudah ditinggalkan oleh ibunya. Maka dari itu, ia dan kakaknya hanya dibesarkan oleh figur ayah. Raja Ozai lebih menyayangi Azula dibandingkan Zuko. Tapi kasih sayang yang diberikan ayahnya dilakukan secara bersyarat. Azula dituntut sempurna oleh sang ayah dalam segala hal. Akibatnya, Azula tumbuh menjadi pribadi yang perfeksionis di mana ia selalu ingin sempurna dan berhasil dalam segala hal supaya memperoleh kepercayaan dari sang ayah. Puncaknya, Ty Lee dan Mai, selaku kedua sahabatnya mengkhianati dirinya dengan cara menolong Zuko. Akibatnya, ketahanan mentalnya mulai goyah. Dalam beberapa episode terakhir, terlihat bahwa Azula sering berhalusinasi tentang sosok ibu yang dia percaya menganggapnya sebagai monster. Lalu dalam pertarungan Agni Kai, Zuko berhasil mengalahkan Azula. Kekalahan tersebut membuat Azula kehilangan kewarasannya dan harus dirawat di rumah sakit jiwa.


Dari tokoh Azula, kita bisa belajar bahwa conditional love memiliki sejumlah dampak negatif. Conditional love dapat menyebabkan harga diri (self esteem) seorang anak menjadi tidak stabil karena anak menjadi bergantung pada harapan kedua orang tuanya. Saat tidak bisa memenuhi keinginan orang tuanya, anak dapat merasa gagal dan merasa tidak layak untuk disayangi kedua orang tuanya. Hal ini menimbulkan sejumlah perasaan negatif seperti kecewa, marah, sedih, dan lain sebagainya. Kemudian, conditional love dapat menimbulkan perasaan tertekan karena anak dituntut untuk seperti yang diinginkan orang tuanya. Perasaan tertekan menyebabkan anak terpaksa melakukan sesuatu yang semata-mata hanya untuk menyenangkan kedua orang tuanya. Akibatnya, anak kesulitan mengenal potensinya dengan baik dan tidak mengetahui apa yang mereka inginkan. Istilahnya, anak dianggap sebagai robot yang dapat dikendalikan kapan saja.


Beda jauh kan conditional love dan unconditional love itu?

Conditional love juga dapat menyebabkan seorang anak memiliki persepsi buruk terhadap sosok orang tua yaitu sosok yang tidak bisa mempercayai anak dan tidak menyetujui segala keinginan anak. Hal ini tentunya dapat memperburuk relasi anak dengan kedua orang tuanya.

Seorang anak memiliki hak untuk dicintai dengan apa adanya oleh kedua orang tuanya. Cinta yang apa adanya membuat anak menjadi pribadi yang percaya diri dan mengetahui apa yang mereka inginkan. Sebagai penutup, orang tua perlu menyadari bahwa setiap anak merupakan pribadi yang unik dan tidak dapat disamaratakan satu sama lain. Orang tua perlu membebaskan diri dari kepentingan-kepentingan pribadinya. Biarkanlah anak berkembang untuk menjadi dirinya sendiri dan dukung setiap potensi yang mereka miliki.


 

Btw, kalau yang penasaran sama referensinya boleh loh dibaca:

Weinstein, N. (2014). Human motivation and interpersonal relationships: Theory, research, and application. Springer.

Widodo, Y. H. (2015, April 15). Sudahkah kita mencintai anak tanpa syarat?. Liputan6. https://www.liputan6.com/health/read/2213482/sudahkah-kita-mencintai-anak-tanpa-syarat



3 views0 comments
bottom of page